Penyusunan Sistem Manajemen Mutu PPSDM Parekraf
Kemenparekraf/Baparekraf, Jakarta â Kamis & Jumat, 10 – 11 September 2020 Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (PPSDM Parekraf) mengadakan pertemuan membahas Sistem Manajemen Mutu di lingkungan PPSDM Parekraf. Pertemuan ini dibuka oleh Bapak Helmi Suhendry selaku PLH Koordinator Bidang Kompetensi, Pendidikan dan Pelatihan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan tujuan disusunnya Sistem Manajemen Mutu di lingkungan Pusat Pengembangan SDM Parekraf karena untuk menjaga mutu dan menjaga kinerja di PPSDM Parekraf. Diharapkan PPSDM Parekraf menjadi sebuah lembaga yang profesional, oleh sebab itu semua harus di set up dengan baik sejak awal. Sejalan dengan hal tersebut, Bapak Helmi menyampaikan perihal kebijakan mutu yang telah dirancang, kebijakan mutu merupakan komitmen dari seluruh pegawai di Pusbang SDM Parekraf dan dapat dijadikan acuan pada saat melaksanakan sebuah aktivitas di Pusbang SDM Parekraf.
Selanjutnya Bapak Helmi menyampaikan mengenai sasaran mutu Pusbang SDM Parekraf, terdapat 11 (sebelas poin) yang perlu dikonfirmasi kembali dengan Pak Hayun selaku Kepala Pusat Pengembang SDM Parekraf dan juga Koordinator di lingkungan Pusbang SDM Parekraf karena berkaitan dengan sasaran selama 5 tahun kedepan). Bapak Helmi selanjutnya menyampaikan inti dari Sistem Manajemen Mutu merupakan keputusan strategis bagi PPSDM Parekraf untuk membantu organisasi meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan dan menyediakan dasar yang kuat untuk inisiatif pengembangan berkelanjutan. Representasi dari struktur SMM-Pusbang SDM Parekraf terdapat dalam siklus PDCA di setiap kegiatan Pusbang SDM Parekraf.
Bedasarkan diskusi yang telah dilakukan oleh peserta kegiatan, Bapak Besar menanggapi hal hal yang telah disampaikan. Bapak Besar menyampaikan memahami organisasi dan konteksnya, semua orang di PUsbang SDM Parekraf harus sepakat dan tau kemana arah dan tujuannya. Pegawai di Pusbang SDM Parekraf harus menguasai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman organisasi, dan organisasi pelu mempunyai rencana strategis. Setiap customer disetiap bidang pun berbeda. Pusbang SDM Parekraf ini hadir untuk meningkatkan kompetensi SDM Kemenparekraf. Bapak Heri juga menyampaikan kata-kata pegawai mungkin diganti SDM, karena mencakup keseluruhan. Kata perguruan tinggi dihapus, karena sudah mencakup. Untuk visi agar mencakup pariwisata dan ekonomi kreatif âmeningkatkan kompetensi SDM Parekraf untuk mendorong Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang berdaya saing dan berkelanjutanâ.
Selanjutnya Bapak Besar menanggapi perihal nilai nilai organisasi. Nilai inklusif pada nilai nilai organisasi berarti dalam setiap tindakan organisasi tidak berfikir sempit, pada nilai professional memiliki arti untuk dapat ahli atau special pada bidang tertentu, nilai kreatif memiliki arti organisasi harus memiliki ode-ide baru yang sifatnya pengembangan, tidak hanya sebagai kebiasaan. Bapak Frans menanggapi nilai agile yang disarankan perlu dimasukan karena parekraf bersifat dinamis, sehingga dituntut untuk lincah dan bermanuver terhadap perubahan situasi yang terjadi, mungkin dapat juga ditambahkan komitmen, konsisten, dan integritas, namun dapat digabungkan.