MERUMUSKAN DEFINISI DAN HASIL KERJA; DESTINASI, INFRASTRUKTUR, PEMASARAN DAN DAYA TARIK WISATA DENGAN DESIGN THINKING
Tangsel, Pusat Pengembangan SDM (PPSDM) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baperekraf) menyelenggarakan Workshop Perumusan Definisi dan Hasil Kerja dalam rangka penyusunan Rancangan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Petunjuk Teknis Kebijakan Pembinaan Jabatan Fungsional untuk butir-butir Subunsur Pengelolaan; Destinasi, Infrastruktur dan Pemasaran serta Pengembangan Daya Tarik Wisata yang berlangsung dari tanggal 3 s.d 5 Mei 2021 di Hotel Mercure Tangerang BSD City, dengan tetap melakukan protokol kesehatan.
Hal yang berbeda dari kegiatan diskusi perumusan yang dilakukan sebelumnya, pada diskusi perumusan ini PPSDM melalui Bidang Bidang Jabatan Fungsional bermitra dengan tim Amoeba PT.Telkom Indonesia yang khusus memfasilitasi proses diskusi agar berlangsung efektif melalui aplikasi Sprin Think. Hal ini cukup terbukti dari 48 butir definisi dan hasil kerja eksisting di bidang; Destinasi, Infrastruktur, Pemasaran dan Daya Tarik Wisata, telah berhasil dikonfirmasi dengan baik secara âgercepâ (âgerak cepatâ) dalam waktu lebih kurang 20 jam oleh para peserta yang merupakan perwakilan dari Kedeputian Kemenparekraf/Baparekraf. âWorkshop ini didisain bukan seperti rapat biasanya, kami tidak bisa membuat definisi dan hasil kerja, karenanya masukan dari kedeputian sangat penting, karena itu kehadiran bapak/ibu sangat penting, jika tidak hadir maka kemungkinan kami akan memberikan definisi sendiriâ kata Bapak Anggara Hayun Anujuprana selaku Kapusbang SDM Parekraf/Baparekraf saat memberi sambutanya kepada setiap personil yang hadir sambil menginformasikan pesan Mas Menteri dan Bu Sesmen agar inpassing dapat dilaksanakan pada bulan Juli 2021. Kegiatan workshop perumusan definisi dan hasil kerja ini dipandu oleh dua mantan Pimpinan Tinggi Pratama Kementerian, yaitu Bapak Ir. Hadi Sucahyono, MPP, Ph.D mantan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Bapak Prof. Dr. I Gde Pitana, M.Si., mantan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kementerian Pariwisata. Kedua Narasumber dimoderatori oleh Ibu Eka Pan Lestari Silaban selaku Kordinator Bidang Jabatan Fungsional/Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenparekraf/Baparekraf. Sebelum diskusi dimulai dilakukan paparan oleh Ibu Asri Christiyani selaku Subkoordinator Pembinaan PPSDM/Analis Kebijakan Ahli Muda Kemenparekraf/Baparekraf/ sebagai pengantar agar peserta dapat mengikuti aktifitas workshop secara maksimal.
Pada sesi awal dihari pertama pak Hadi Sucahyono memaparkan mengenai tantangan Kepariwisatam sesuai RPJMN 2019 â 2024 dimana isu Pembangunan Infrastruktur meliputi: Urbanisasi Global, Ekonomi Nasional (Disparitas Ekonomi), Permasalahan Kelangkaan Air dan Ketahanan Pangan, Penyelenggaraan Jalan, Sektor Pemukiman, Pemenuhan Infrastruktur Dasar, Sektor Perumahan, dan Kasus COVID-19. âDiperlukan kesiapan SDM yang tangguh untuk pengelolaan destinasi Pariwisata secara inklusif termasuk pembinaan kapasitas SDM pusat dan daerah.â pungkasnya sambil menjelaskan paparan tentang program Nasional Kementerian PUPR dalam mendukung Kepariwisataan khususnya pembangunan aksesibiltas ke destinasi-destinasi prioritas. Pada sela diskusi Bapak Noviendi Makalam selaku Analis Kebijakan Ahli Madya Kemenparekraf/Baparekraf, mengatakan bahwa paparan pak Hadi sangat jelas, âNampak, apa nanti mainannyaâ, yang jadi persoalan intinya terkait kewenangan, mana yang menjadi kewenangan pusat, provinsi, dan kabupaten kota? Ini penting karena JF ini JF yang terbuka. Kewenangan Pusat sudah tampak dari paparan, tapi ketika tugas kewenangan daerah ini yang sulitâ, pungkas pak Noviendi. Berbeda dengan hari pertama, Narasumber pada hari kedua Prof.Pitana memaparkan tentang pilar pemasaran pariwisata yang mencakup pengembangan pasar wisatawan, pengembangan citra pariwisata, pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata, dan pengembangan promosi pariwisata, âJF berkewajiban dapat mewakili pembukaan pada event self-esteem ada kebanggaan ada exposure, agar bermanfaat bagi Instansi Pemerintahâ pungkasnya kepada para peserta dihari kedua yang sebagian besar mewakili kedeputian Pemasaran Pariwisata. Hal unik dari workshop yang berlangsun beberapa hari ini ialah saat forum diskusi yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok Infrastruktur dan Destinasi. Suasana diskusi nyaris tidak membuka ruang dan waktu untuk berargumentasi dan berdebat, karena materi definisi dan hasil kerja yang ada cukup banyak dan cukup menggugah peserta untuk beradabtasi dengan aplikasi digital sprint think pada situs Menti.Com yang difasilitasi tim Amuba. Alhasil proses diskusi berlangsung efektif, walaupun dengan beberapa catatan perbaikan yang harus di tindak lanjuti oleh tim teknis penyusun Juknis PPSDM. Demikian pula situasi hari kedua yang tidak jauh berbeda dengan hari pertama ketika peserta yang mewakili Kedeputian Pemasaran memberikan banyak masukan baik yang konfirmasi maupun tidak setuju terhadap definisi maupun hasil kerja yang tampil pada monitor.
Kegiatan diskusi hari kedua tidak berbeda dengan hari pertama karena berlangsung dari pagi hingga sore hari dan berlanjut setelah berbuka puasa bersama.
âDesign thinking ialah sebuah proses intractive untuk mengerti user, mengasumsikan challenge, me-redefine permasalahan, untuk mengidentifikasi strategi maupun solusi yang belum terlihat jelas, Pada intinya design thinking ada mindset namun juga framework men-tackleproblemâ kata Amoeba Digital Innovation Team kepada para peserta. (ptt)#salamsehat#dirumahaja#tundapulangkampung